Tanaman teh (Camellia sinesis) sudah dikenal lama baik untuk penghasil minuman maupun sebagai tanaman herbal yang digunakan sebagai obat herbal. Tanaman teh sudah lama dibudidayakan di beberapa negara antara lain di India dan Cina, dan berkembang ke bebagai Negara termasuk di Indonesia. Tanaman teh di Indonesia menjadi salah satu jenis tanaman herbal yang dibudidayakan secara komersial oleh perusahaan perkebunan sejak zaman belanda sampai sekarang. Tanaman teh diperbanyak melalui biji atau stek daun, tetapi perbanyakan melalui stek daun produktivitasnya lebih tinggi.
Penanamn dengan biji agar mendapatkan produk herbal yang baik, biji diambil dari tanaman kebun biji, dari biji yang jatuh, besar, tidak terkena kepik biji, disimpan dalam kaleng yang tertutup dengan kelembaman antara 35-38 %, dan segera disemaikan setelah dipungut. Disemaikan pada kotak yang diisi pasir, disebar biji teh diatas pasir, diatasnya disebarkan pasir lagi, disebar lagi biji teh diatas pasir, sampai tiga lapis, ditutup dengan karung basah, disebar diatasnya dengan daun kering untuk menaungi. Setelah satu minggu biji yang berkecambah dipindah di bedengan atau polibag.
Penanaman kecambah benih di bedengan yang dinaungi, tanah yang gembur, dengan jarak tanam 15-20 cm atau 20×20 cm, kecambah ditanam dibenamkan 0,5-1 cm (setebal bijinya), ditutupi potongan daun kaliandra atau alang-alang. Penanaman kecambah benih dengan polibag ukuran 12 x 25cm, media tanam yang gembur, kemudian polibag yang sudah ditanami ditaruh ditempat yang dinaungi.
Selama perawatan dilakukan penyemprotan dengan fungisida dan insektisida yang direkomendasikan, penyiraman agar tidak kering, dan pemupukan dilakukan 2 – 3 bulan setelah tanam dengan ppupuk daun. Bibit dalam polibag dipindahkan ke kebun pada umur 10 – 12 bulan. Bibit pada bedengan dipindahkan ke kebun berumur 1 tahun dengan cara putaran, berumur 2 – 3 tahun dengan cara stump.
Penanaman dengan stek daun dilakukan pada polibag menggunakan media tanam yang gembur, bebas nematode dan akar tanaman, ditaruh ditempat yang dinaungi. Ranting stek diambil dari tanaman pada kebun induk, tanaman berumur 4- 5 bulan setelah dipangkas, ranting yang tegak lurus atau vertical, mulai berkayu dan berwarna coklat. Panjang ranting stek 3-4 cm, dipotong miring 45 derajat, memiliki satu helai daun, direndam dengan larutan perangsang tumbuh atau antu jamur akar sesuai rekomendasi.
Penanaman dilakukan tegak, tanah disekitar stek dipadatkan, diberi pupuk SP 36 dan KCl, disiram, dipupuk kembali pada umur 4 bulan dengan pupuk daun atau larutan urea 10-20 gr1m per liter 1 -2 minggu sekali, seleksi bibit dilakukan pada umur 6 bulan, dan dipelihara dengan kelembaman 90% sampai benih siap dipindahkan ke kebun yaitu pada umur 2 tahun dengan panjang akar 30 cm, tinggi batang 20 cm.
Sumber :http://www.tanamanherbal.info/index.php/2011/12/pembibitan-tanaman-teh/
1 komentar:
tehku wes mati
Posting Komentar